Letak dan Batas Wilayah Administrasi Kota Kendari
Kota Kendari merupakan salah satu kota di Provinsi
Sulawesi Tenggara, dan menjadi ibukota dari provinsi tersebut. Letak kota
Kendari berada pada wilayah Indonesia bagian tengah. Secara astronomi Kota Kendari
terletak di bagian selatan garis khatulistiwa berada di antara 3°54’40” dan
4°5’05” Lintang Selatan (LS) dan membentang dari Barat ke Timur di antara
122°26’33’’ dan 122°39’14” Bujur Timur (BT). Sedangkan berdasarkan posisi
geografisnya, di sebelah utara Kota Kendari berbatasan dengan Kabupaten Konawe,
kemudian dibagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan, sebelah
timur berbatasan dengan Laut Kendari, dan sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Konawe Selatan.
Peta Kota Kendari
Sumber:
kendari.bpk.go.id
Kota Kendari memiliki
wilayah seluas 267,37 Km2 atau 0.7 persen dari luas Provinsi Sulawesi
Tenggara. Dimana, setiap kecamatan memiliki luas yang berbeda-beda. Kota Kendari terdiri
dari 10 wilayah kecamatan dan 64 kelurahan yaitu:
1. Kecamatan Abeli, ibukotanya
Abeli, terdiri dari 13 kelurahan
2. Kecamatan Baruga,
ibukotanya Baruga, terdiri dari 4 kelurahan
3. Kecamatan Kendari,
ibukotanya Kandai, terdiri dari 9 kelurahan
4. Kecamatan Kendari
Barat, ibukotanya Benu-Benua, terdiri dari 9 kelurahan
5. Kecamatan
Mandonga, ibukotanya Mandonga, terdiri dari 6 kelurahan
6. Kecamatan Poasia,
ibukotanya Andounohu, terdiri dari 4 kelurahan
7. Kecamatan Kadia,
ibukotanya Kadia, terdiri dari 5 kelurahan
8. Kecamatan Wua-wua,
ibukotanya Wua-Wua, terdiri dari 4 kelurahan
9. Kecamatan Kambu,
ibukotanya Kambu, terdiri dari 4 kelurahan
10. Kecamatan Puwatu,
ibukotanya Puwatu, terdiri dari 6 kelurahan
Sebagaimana daerah-daerah lain di
Indonesia, Kota Kendari hanya mengenal dua musim yakni musim kemarau dan musim
hujan. Menurut data yang diperoleh dari Badan Meteorolodi, Klimatologi dan
Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Kendari pada tahun 2015 terjadi 169 hari
hujan dengan curah hujan 1.595 mm. Selain itu, suhu udara maksimum 35,4°C dan
suhu udaran minimum 17°C. Tekanan udara rata-rata 1.012’98 milibar dengan
kelembapan udara rata-rata 82,6 persen, sedangkan kecepatan angina pada tahun
2015 adalah 5,6 knot.
Fungsi dan Arahan Pengembangan Kota
Dalam rencana tata ruang wilayah nasional
tahun 2010-2030, Kota Kendari ditetapkan
sebagai kota utama di Provinsi Sulawesi Tenggara yang
menjadi Pusat
Kegiatan Nasional, kota jasa dan pariwisata yang maju, serasi, dan berwawasan
lingkungan. Dengan kebijakan penataan ruang sebagai berikut:
a. Pengembangan pusat kota sebagai
pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa untuk mendukung perwujudan fungsi sebagai Pusat Kegiatan
Nasional;
b. Pengembangan bagian selatan Kota
sebagai pusat pertumbuhan baru untuk pengembangan kegiatan industri, pusat pemerintahan provinsi,
pemukiman dan pariwisata;
c. Pengembangan kawasan pertumbuhan pusat kegiatan ekonomi baru di bagian timur kota, di Kecamatan
Abeli dan Pulau Bungkutoko;
d. Peningkatan fungsi Kota Lama
sebagai kawasan perdagangan dan jasa, serta pariwisata;
e. Pengembangan kawasan Teluk Kendari
sebagai pusat bisnis terpadu, pariwisata, dan konservasi; dan
f.
Pengembangan kawasan pertanian serta pusat kegiatan agrowisata dan
kegiatan wisata alam.
Untuk mendukung arahan
pengembangan tersebut, maka rencana strategi yang dilakukan yaitu dengan
membangun jalan baru yang terintegrasi dengan jalan yang sudah ada dan mengembangkan
simpul transportasi darat untuk menunjang pergerakan regional serta mengembangkan sistem utilitas penunjang
lainnya.
Kondisi Eksisting
Kota Kendari
Demografi
Berdasarkan proyeksi penduduk
pada tahun 2015, jumlah penduduk di Kota Kendari adalah sebanyak 347.496 jiwa
dengan komposisi penduduk yang didominasi oleh penduduk muda/dewasa. Kepadatan
penduduk di Kota Kendari mencapai 1.174 jiwa/km2 dengan persebaran
yang beragam di setiap kecamatannya. Sedangkan jika dibandingkan dengan
proyeksi pada tahun 2014, penduduk Kota Kendari mengalami pertumbuhan sebesar
3,46 persen. Dengan persebaran penduduk
yang paling tinggi yaitu di Kecamatan Kendari Barat
berkisar 14,80 persen, dan paling rendah adalah Kecamatan Baruga berkisar 6,68
persen.
Mayoritas
penduduk Kota Kendari memeluk agama Islam. Kota Kendari dihuni oleh masyarakat dari Suku
Tolaki, Suku Muna, Suku Buton, dan Suku Bugis dimana suku aslinya adalah Suku
Tolaki. Nilai-nilai luhur
kebudayaan sangat di
pengaruhi oleh kebudayaan Suku
Tolaki yang dilaksanakan pada setiap unsur kehidupan. Misalnya, dalam interaksi
sosial, hukum adat, ekonomi, agama, budi pekerti, dan kesenian. Selain dalam berinteraksi dengan masyarakat,
kebudayaan Kota Kendari bisa dijumpai pada produk-produk kebudayaannya. Seperti
contoh pada Upacara Perkawinan, Pakaian Adat, Kesenian Tari, dan Kesenian
Musik (Go Celebes, 2017).
Kemiskinan
Tingkat kemiskinan di
Kota Kendari tergolong cukup rendah jika dibandingkan dengan tingkat
kemisikinan Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2014 jumlah penduduk miskin di Kota
Kendari mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari
6,07 menjadi 5,56 persen.
Ekonomi
Struktur perekonomian
Kota Kendari telah bergeser dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan ke lapangan usaha lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari menurunnya
Pendapatan Regional Bruto (PDRB) lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan tersebut dalam kurun waktu 2011-2015 sehingga tidak lagi menjadi
lapangan usaha utama di Kota Kendari, sementara sumbangan terbesar PDRB pada
tahun 2015 adalah lapangan usaha
kontruksi sebesar 20 persen dari total PDRB Kota Kendari, kemudian
disusul lapangan usaha Perdagangan Besar dan Enceran (16,02%), dan posisi
ketiga adalah lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (10,95%).
Dengan demikian diketahui bahwa kegiatan ekonomi yang paling berpengaruhi di
Kota Kendari yaitu lapangan usaha kontruksi dan
lapangan usaha Perdagangan Besar dan Enceran.
Sumber: PDRB Kota
Kendari Menurut Lapangan Usaha 2011-2015, BPS Kota Kendari dan PDRB Provinsi
Sulawesi Tenggara Menurut Lapangan Usaha 2010-2014, BPS Sulawesi Tenggara
Kemudian, berdasarkan
data PDRB Kota Kendari menurut lapangan usaha tahun 2011-2015, laju pertumbuhan
ekonomi Kota Kendari dari tahun 2012 sampai dengan 2015 cenderung mengalami penurunan. Begitu juga dengan laju pertumbuhan
ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara, akan tetapi jika di bandingkan laju pertumbuhan
ekonomi Kota Kendari lebih baik karena lebih tinggi daripada laju pertumbuhan
ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara.
Potensi
dan Permasalahan Kota Kendari
Potensi
Potensi
Teluk Kendari
Sumber: Kendari Pos
(http://kendaripos.fajar.co.id/2017/02/12/pemprov-heran-laut-di-teluk-kendari-disertifikatkan/)
Wilayah Kota Kendari merupakan wilayah yang sebagian
besarnya adalah dataran rendah dan dekat dengan laut sehingga memiliki wilayah pesisir
yang berpotensi untuk pengembangan di sektor pariwisata.
Besarnya komposisi penduduk
muda/dewasa yang merupakan usia produktif menjadi potensi sumber daya manusia
yang dimiliki Kota Kendari. Tingginya penduduk usia produktif dapat
mempengaruhi produktifitas kota sehingga dapat meningkatkan perekonomian Kota
Kendari. Hal tersebut juga didukung dengan adanya kecenderungan penurunan tingkat
kemiskinan di Kota Kendari dari tahun ketahun.
Masalah
Banjir Tahun 2016 di
Kota Kendari
Sumber: Online Berita Kota Kendari
(http://bkk.fajar.co.id/2016/06/21/wargalepolepotrauma-banjir/)
Salah satu yang menjadi masalah
perkotaan di Kota Kendari adalah Kota Kendari rawan terhadap bencana banjir.
Letak geografisnya yang rendah dan dilalui oleh Sungai Wanggu serta anak-anak
sungainya dan bermuara di teluk kendari membuat Kota Kendari menjadi rentan
terhadap bencana banjir. Selain itu posisi hulu yang berada di luar
administrasi juga memberi dampak dengan ikut mengirim aliran air ketika terjadi hujan. Pada umumnya
banjir di Kota Kendari disebababkan oleh banyaknya pembukaan lahan baru di daerah
dataran yang lebih tinggi dimana lahan tersebut sebelumnya adalah hutan. Lahan tersebut
kemudian dijadikan perkantoran, perdagangan dan jasa
sehingga menyebabkan daerah resapan air semakin berkurang serta ditambah oleh drainase yang kurang berfungsi
dengan baik mengakibatkan air meluap dan banjir ditempat-tempat yang rendah.
Disamping itu,
jika dilihat dari sisi sarana dan prasana lainnya dari 64 (enam puluh empat)
kelurahan yang ada memiliki tingkat
perkembangan dan aksesibilitas yang berbeda-beda. Masih begitu banyak wilayah kelurahan di Kota
Kendari yang memerlukan sentuhan atau intervensi pembangunan fasilitas (sarana,
prasarana dan utilitas) yang dibutuhkan oleh masyarakat pada tingkat kelurahan.
Berbagai fasilitas
yang dibutuhkan tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat yang tinggal di beberapa kelurahan dengan aksesbilitas
sangat rendah masih menghadapi kesulitan untuk menjangkau berbagai
kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan ke berbagai fasilitas pendidikan,
kesehatan dan pasar (Usman Rianse, 2014).
Potensi
yang dapat dikembangkan di Kota Kendari
Pengembangan
wilayah dengan potensinya akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kesempatan kerja dan produktifitas penduduk kota. Potensi wilayah pesisir yang dimiliki Kota Kendari dapat
mendukung arahan pengembangan kota dalam sektor pariwisata sehingga dapat
menarik wisatawan untuk datang di Kota Kendari. Beberapa daerah pesisir yang
dapat dikembangkan di Kota Kendari antara lain Pantai Nambo, Pantai Karang
Purirano, Pantai Mayaria, Pulau Bungkutoko, Hutan Nanga-nanga, Air Terjun Lahundape, serta Hutan Mangrove di Teluk Kendari.
Objek Wisata Kota Kendari
Sumber: Google.com
Kemudian, besarnya komposisi penduduk usia produktif dapat mendukung
pengembangan industry di Kota Kendari. Hal tersebut dikarenakan kegiatan industry
membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Dengan demikian, perlu
diadakannya pengembangan sumberdaya manusia. Penduduk di usia produktif
terlebih dahulu diberikan pendidikan ataupun pelatihan-pelatihan non-formal
untuk meningkatkan skill sehingga
untuk mejalankan kegiatan indutri tidak perlu mendatangkan tenaga kerja dari
luar kota , provinsi ataupun luar pulau.
Kedua potensi tersebut jika dapat di kembangkan dengan baik maka akan
memberi dampak yang sangat signifikan terhadap perekonomian kota. Akan tetapi,
yang terpenting dalam pengembangan dari potensi yang ada yaitu pengembangan
harus didukung oleh persebaran infrastruktur yang merata sehingga seluruh
masyarakat mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengakses pusat-pusat
kegiatan ekonomi tersebut.
Sumber:
Badan Pusat Satistika (BPS) Kota Kendari. (2017, Maret 23). Retrieved from
https://kendarikota.bps.go.id
Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Sulawesi
Tenggara. (2017, Maret 28 ).
Retrieved from https://sultra.bps.go.id
BAPPEDA Kota Kendari. (2012). Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2010- 2030.
Go Celebes.
(2017, Maret 23). Retrieved from Seputar Kota Kendari:
http://www.gocelebes.com/
Usman Rianse, L. O. (2014). Analisis Posisi Pusat
Kota Kendari Berdasarkan Aspek Aksesbilitas Wilayah. Jurnal Perencanaan
Wilayah Vol.1 No.1, 4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar